Masjid yang Dibangun di Era Kekaisaran Mughal Ini Sempat Akan Diubah Jadi Gereja

#image_title

PANJI ISLAM Masjid yang Dibangun di Era Kekaisaran Mughal Ini Sempat Akan Diubah Jadi Gereja

loading…

Jemaah masjid mengerumuni Sheikh Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa, Jumat lalu. (Arab News)

Masjid-e-Jahan Numa di kota Delhi, India , ini kini dikenal sebagai Masjid Jama atau Masjid Jami . Ini adalah salah satu tempat ibadah terbesar, terindah, dan paling disayangi di anak benua India. Masjid dengan daya tampung 85.000 jemaah ini dibangun oleh Kekaisaran Mughal sekitar 400 tahun yang lalu. Pada era penjajah Inggris sempat akan dijadikan gereja.

Pada Jumat kemarin masjid ini mendatangkan Sheikh Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa sebagai khatib salat Jumat. Beliau adalah sekretaris jenderal Liga Dunia Muslim (Muslim World League/WWL) dan ketua Organisasi Cendekiawan Muslim.

Bacaan Lainnya

“Ini adalah untuk pertama kali masjid ini menghadirkan ulama dari luar India untuk khobah Jumat .” Arab News melaporkan pada Selasa 18 Juli 2023, mengutip situs Muslim World League. Al-Issa mendapat sambutan hangat dari para jamaah.

Penguasa Mughal Kelima

Kaisar Shah Jahan, penguasa Mughal kelima di India, membangun Masjid Jama pada tahun 1656. Sejak saat itu, masjid tersebut telah membentuk memori populer masyarakat Delhi dan bangsa India yang lebih luas.

“Batu fondasinya diletakkan pada 6 Oktober 1650, di bawah pengawasan Perdana Menteri Saadullah Khan, dan Fazil Khan, kepala rumah tangga Shahjahan, dengan biaya sepuluh lac rupee,” tulis Sadia Aziz, seorang sarjana peneliti di Departemen Sejarah Universitas Delhi, dalam esainya tahun 2017 “Mosque, Memory and State: A Case Study of Jama Masjid (India) and the Colonial State c. 1857.” (A lac adalah sama dengan 100.000.)

Masjid Jama dibangun di atas bukit yang disebut Bhojla Pahari. Lokasi ini adalah 1.000 yard atau 914.4 meter dari Benteng Merah, benteng-istana kerajaan Mughal di ibu kota mereka yang baru didirikan, Shahjahanabad.

Masjid tersebut berukuran panjang sekitar 79,6 meter dan lebar 27.432 meter, atapnya dinaungi oleh tiga kubah yang dihiasi garis-garis marmer hitam dan putih.

Masjid Jama memiliki tiga pintu masuk, utara, selatan dan timur. Yang terakhir adalah gerbang Shahi, disediakan khusus untuk kaisar, yang akan tiba dalam prosesi dengan pangeran, bangsawan dan pengiring mereka dari Benteng Merah setiap hari Jumat dan Idul Fitri.

Masjid ini dikenal dengan dua nama, yang pertama adalah nama kerajaan yang diberikan oleh kaisar: Masjid-i-Jahan Numa. “Jahan” berarti “dunia” dan “Numa” berarti “terlihat”, menandakan, secara kiasan, sebuah struktur yang mengatur pandangan ke seluruh dunia.

Menjadi Barak

Nama kedua, Masjid Jama, yang berarti “masjid kolektif atau berjamaah,” muncul dari kesadaran sosial masyarakat dan lama kelamaan menjadi lebih populer daripada nama resminya.

Ketika kota Delhi diambil alih oleh Inggris pada tahun 1803, meninggalkan kaisar Mughal sebagai kepala ritual kekaisaran, otoritas kolonial membantu perbaikan dan renovasi masjid.

Namun, upaya otoritas kolonial untuk membuat diri mereka disayangi oleh penduduk setempat terhenti secara tiba-tiba selama pemberontakan tahun 1857, yang dikenal sebagai Pemberontakan India atau Perang Kemerdekaan Pertama.

Ketika otoritas kolonial dipulihkan pada pertengahan September 1857, populasi Muslim secara khusus menjadi sasaran, karena Inggris menganggap pemberontakan tersebut sebagai konspirasi Muslim melawan mereka. Akibatnya, banyak masjid di Delhi dihancurkan.

Berbagai opsi didiskusikan oleh Inggris mengenai nasib Masjid Jama. Rencananya berkisar dari pembongkaran hingga konversi ke gereja atau perguruan tinggi sekuler. Pada akhirnya, sebuah rencana dibuat untuk mengubahnya menjadi barak bagi tentara Sikh dari Punjab.

Hanya saja, setelah perencanaan awal ini, otoritas kolonial melunakkan pendekatan mereka dan malah mencoba menggunakan masjid sebagai alat tawar-menawar untuk memenangkan warga Muslim Delhi. Setelah banyak petisi, masjid dikembalikan ke penduduk Kota Tua pada 28 November 1862, dengan pemberlakuan beberapa peraturan dan ketentuan yang harus diikuti oleh jemaah.

Masjid yang Dibangun di Era Kekaisaran Mughal Ini Sempat Akan Diubah Jadi Gereja

Muslim World League

Sumber Berita: kalam.sindonews.com

PANJI ISLAM
Portal Berita Islam Portal Berita Islam Terpercaya

 
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto? Silakan SMS ke 0813 7824 7999 via EMAIL: admin@panjiislam.com (mohon dilampirkan data diri Anda)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *