Modus Tukang Ramal : Bekerjasama dengan Jin, Menyadap Berita yang Terjadi di Langit

#image_title

PANJI ISLAM Modus Tukang Ramal : Bekerjasama dengan Jin, Menyadap Berita yang Terjadi di Langit

loading…

Tukang ramal , tukang sihir dan para dukun itu, bekerjasama dengan syetan dari bangsa jin yang berusaha menyadap berita yang terjadi dari langit. Foto ilustrasi/ist

Benarkah tukang ramal bisa memprediksi kejadian di masa depan? Mengapa ramalan dari tukang ramal, dukun, paranormal, atau tukang sihir terkadang sesuai dengan kenyataan? Bagaimana pandangan syariat tentang hal tersebut? Dan, ternyata ada yang mencuri berita dari langit. Tukang ramal , tukang sihir dan para dukun itu, bekerjasama dengan syetan dari bangsa jin yang berusaha menyadap berita yang terjadi dari langit.

Bacaan Lainnya

Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan langit berlapis-lapis dan bertingkat-tingkat. Sebagaimana firman Allah dalam beberapa surat Al-Qur’an :

الَّذِىۡ خَلَقَ سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا‌ ؕ مَا تَرٰى فِىۡ خَلۡقِ الرَّحۡمٰنِ مِنۡ تَفٰوُتٍ‌ ؕ فَارۡجِعِ الۡبَصَرَۙ هَلۡ تَرٰى مِنۡ فُطُوۡرٍ

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.” (Qs. Al Mulk:3)

Kemudian ayat :

اَلَمۡ تَرَوۡا كَيۡفَ خَلَقَ اللّٰهُ سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?” (Qs. Nuh: 15).

Tiap-tiap lapisan ada penghuninya sebagaimana halnya bumi. Alloh Ta’ala berfirman,

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبۡعُ وَالۡاَرۡضُ وَمَنۡ فِيۡهِنَّ‌ؕ وَاِنۡ مِّنۡ شَىۡءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمۡدِهٖ وَلٰـكِنۡ لَّا تَفۡقَهُوۡنَ تَسۡبِيۡحَهُمۡ‌ؕ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيۡمًا غَفُوۡرًا‏

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah.” (Qs. Al Isra’: 44)

Lantas apakah berita langit ini? Sebagai muslim kita menyakini bahwa segala urusan adalah berasal dari Allah Ta’ala. Dia berfirman,

اَللّٰهُ الَّذِىۡ رَفَعَ السَّمٰوٰتِ بِغَيۡرِ عَمَدٍ تَرَوۡنَهَا‌ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى الۡعَرۡشِ‌ وَسَخَّرَ الشَّمۡسَ وَالۡقَمَرَ‌ؕ كُلٌّ يَّجۡرِىۡ لِاَجَلٍ مُّسَمًّى‌ؕ يُدَبِّرُ الۡاَمۡرَ يُفَصِّلُ الۡاٰيٰتِ لَعَلَّكُمۡ بِلِقَآءِ رَبِّكُمۡ تُوۡقِنُوۡنَ

“Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Rabbmu.” (QS. Ar Ra’d: 2).

Allahlah yang mengatur segala urusan sesuai dengan kehendaknya. Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّمَاۤ اَمۡرُهٗۤ اِذَاۤ اَرَادَ شَیْــٴً۬ــا اَنۡ يَّقُوۡلَ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ

“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ‘Jadilah!’ maka terjadilah ia.” (Qs. Yasin: 82).

Alumnus Fakultas Syariah Univeritas Muhammad Bin Su’ud, Riyadh ini juga menjelaskan, Allah menciptakan segala sesuatu tidak sia-sia. Semua mengandung hikmah. Allah menjadikan bintang-bintang di langit selain sebagai hiasan dan penunjuk arah adalah untuk menjaga langit dari para pencuri beritanya.

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat (langit dunia) dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaithan yang sangat durhaka, syaithan-syaithan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.” (Qs. Ash Shaffat: 6-10)

Abu Qotadah berkata, “Bintang-bintang diciptakan untuk 3 perkara; sebagai hiasan langit, alat pelempar syetan-syetan, dan penunjuk arah. Barangsiapa yang menafsirkan keberadaan bintang-bintang itu untuk selain dari 3 perkara tersebut maka dia telah salah dan menyia-nyiakan amalnya serta memberat-beratkan dirinya dengan sesuatu yang tidak ia ketahui. (HR. Al Bukhari)

Jin-jin itu berkata sebagaimana diceritakan Allah, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (Qs. Al Jin: 8-9)

Sumber Berita: kalam.sindonews.com

PANJI ISLAM
Portal Berita Islam Portal Berita Islam Terpercaya

 
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto? Silakan SMS ke 0813 7824 7999 via EMAIL: admin@panjiislam.com (mohon dilampirkan data diri Anda)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *